Banyak sekali sekarang yang menyebutkan kata interaksi dan interkoneksi, dan memang hal ini penting bagi suatu ilmu untuk melaksanakan prinsip interaksi-interkoneksi. Langsung share aja ya..
Integrasi-interkoneksi merupakan upaya mempertemukan antara ilmu-ilmu agama (islam) dan ilmu-ilmu umum.(Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2004).
Landasan interaksi interkoneksi
- Dunia saat ini sedang mengalami berbagai krisis.
- Oleh banyak ahli, berbagai krisis yang melanda dunia ini ditengarai dikarenakan ummat manusia tidak berperilaku sebagaimana mestinya (benar dan baik).
- Kesalahan perilaku ummat manusia tersebut disinyalir oleh para ahli tersebut karena pola pendidikan yang dikembangkan saat ini kurang tepat.
- Saat ini, pendidikan dikembangkan dengan memisahkan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.
- Dikotomi (pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum) tersebut disinyalir sebagai penyebab utama dari krisis global tersebut.
- Solusi terhadap pendidikan dikotomis adalah pendidikan yang memadukan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.
- Pendekatan pemaduan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum telah banyak ditawarkan oleh beberapa ahli
Implementasi dari interaksi-interkoneksi :
- Upaya mempertemukan kedua disiplin ilmu tersebut dilakukan dengan disiplin ilmu filsafat.
- Pertemuan keduanya akan memperkuat satu sama lain, sehingga bangunan keilmuan masing-masing akan semakin kokoh.
Tujuan
Untuk memahami kehidupan manusia yang kompleks secara terpadu dan menyeluruh.
Harapan
Terwujudnya manusia yang mulia (berderajat tinggi), yakni manusia yang beriman, berilmu, dan beramal, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah: 11.
Landasan
- Normatif-Teologis :
Landasan normatif-teologis secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu cara memahami sesuatu dengan menggunakan ajaran yang diyakini berasal dari Tuhan (Allah SWT) sebagaimana terdapat di dalam wahyu yang diturunkan-Nya (Abuddin Nata dkk, 2005).
- Filosofis :
Kehidupan manusia bersifat kompleks.
Ilmu agama dan umum untuk memahami kompleksitas hidup manusia.
Integrasi-interkoneksi merupakan jembatan untuk memahami kompleksitas hidup manusia
- Kultural :
- Pendidikan (islam dan umum) yang baik tidak mengabaikan budaya (potensi) lokal.
- Apabila basis kultural (budaya/potensi lokal) tidak dijadikan basis pengembangan keilmuan agama dan umum, maka akan terjadi proses elitisme ilmu agama dan elitisme ilmu umum, sehingga ilmu umum dan agama kurang berfungsi dalam kehidupan nyata.
- Sosiologis
Agar seseorang mampu menyelesaikan masalah masyarakat, perlu dikembangkan paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi, sehingga dapat melihat masalah secara lebih utuh.
- Psikologis
- Pembacaan terhadap ketiga hadlarah secara parsial dan tidak utuh dapat menimbulkan perpecahan kepribadian karena dapat terjadi konflik antara apa yang diyakini dengan apa yang dipikirkan dan juga dengan apa terjadi dalam realitas kehidupan.
- Pembacaan terhadap ketiga hadlarah secara terpadu dan utuh akan memperkuat kepribadian.
- Historis
- Pada abad modern, tekanan dari ilmu-ilmu agama mulai berkurang bahkan hampir tidak ada.
- Berkurangnya/hilangnya tekanan ilmu-ilmu agama, menyebabkan berkembangnya ilmu-ilmu umum secara pesat.
- Tidak adanya sentuhan agama pada ilmu-ilmu umum, mengakibatkan ilmu-ilmu umum berkembang dengan mengabaikan norma-norma agama dan etika kemanusiaan
Model interaksi-interkoneksi
- Informatif : Suatu disiplin ilmu memberikan informasi kepada disiplin ilmu yang lain
- Konfirmatif (klarifikatif) : Suatu disiplin ilmu memberikan penegasan kepada disiplin ilmu lain
- Korektif : Suatu disiplin ilmu mengoreksi disiplin ilmu yang lain.
Ranah interaksi-interkoneksi
- Ranah Materi / Ontologi : muatan dasar dari tiap disiplin ilmu (ilmu agama dan ilmu umum).
- Ranah Metodologi / Epistemologi : metode pengembangan keilmuan tiap disiplin ilmu (ilmu agama dan ilmu umum).
- Ranah Filosofi / Aksiologi : nilai fundamental dari tiap disiplin ilmu (ilmu agama dan ilmu umum).
0 comments:
Post a Comment