Pada masanya islam merupakan pusat dari ilmu pengetahuan, namun sekarang ini pusat ilmu pengetahuan ada di bangsa barat.
Awal mula pasang surut islam dikarenakan banyaknya faktor yang mendukung diantaranya sebagai berikut :
- Dalam Islam, hubungan agama (Islam) dan sains tidak lepas dari fakta sejarah kejayaan dan kemunduran sains dalam peradaban Islam.
- Umat Islam mulai mempelajari atau melakukan ilmiah sejak generasi pertama sampai abad ke-lima hijriyah hingga menjadikan diri mereka sebagai pelopor Ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia.
- Umat Islam telah menjadi pelopor dalam research tentang alam, sekaligus sebagai masyarakat pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan yang melakukan experimental science atau ilmu thabi’i berdasarkan percobaan yang kemudian menjadi applied science atau technology
- Seluruh pengetahuan, termasuk pengetahuan kealaman (sains), terdapat dalam al-Qur’an.
- Pendapat ini didukung antara lain oleh al-Ghazali, al-Suyuti, dan Maurice Bucaile.
- Al-Qur’an hanya sebagai petunjuk untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
- Pendapat ini didukung antara lain oleh Ibnu Sina, al-Biruni, dan al-Haitam.
- Islam mendorong ummatnya untuk selalu berupaya mengembangkan sains.
Contoh:
- Q.S. Al-’alaq: 1-5
- Q.S. Ali-Imran: 190-191
- Q.S. Al-Jatsiyah: 13
- Islam menempatkan orang yang beriman dan berilmu pada derajat yang tinggi.
Contoh: Q.S. Al-Mujadilah: 11
KEMAJUAN ILMU SAINS DALAM PERADABAN ISLAM
Faktor-faktor Pendorong Kemajuan Sains dalam Peradaban Islam
- Universalisme : Adalah fakta bahwa satu-satunya ikatan kebersamaan antara individu muslim adalah ikatan keyakinan dan tujuan hidup bersama.
- Toleransi : Pemahaman kata umat tanpa diimbangi semangat toleransi hanya akan membuat ilmuwan muslim terisolasi dan tidak mampu menjadi rahmat bagi sekalian alam
- Karakter pasar Internasional :
- Luasnya jaringan perdagangan dengan bangsa lain.
- Rihlah ilmiyah (perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan) menjadikan sains-teknologi di dunia Islam maju
4. Perhargaan terhadap sains dan saintis :
- Peran penguasa yang dimaksud adalah adanya sikap positif penguasa dalam bentuk penghargaan terhadap sains dan saintis.
- Hal ini antara lain ditandai oleh kebijakan penguasa untuk membangun lembaga ilmu pengetahuan seperti yang dilakukan oleh Al-Ma’mun dengan berdirinya Bait al-Hikmah.
5. Keterpaduan antara tujuan dan alat/cara :
- Para saintis muslim mempunyai kesadaran untuk menyeimbangkan antara tujuan dengan cara pencapaiannya.
- Sains dan nilai (etika atau moral) berjalan bersamaan.
(Sumber: Disertasi Bapak Muqowwim, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga)
KEMUNDURAN SAINS
- Salah satu faktor kemunduran sains dalam peradaban Islam adalah konflik (antara Islam dan Sains).
- Islam banyak berkonflik dengan sains pada masa akhir kemunduran sains Islam yang berlanjut hingga kemunculan sains modern (Newton).
- Sejarah mencatat benturan sains pada masa peradaban Islam terjadi saat ulama besar Imam al-Ghazali menyerukan umat Islam untuk kembali meng’hidup’kan ajaran agama melalui bukunya ‘Ihya Ulumiddin’.
- Kesalahan memahami fatwa ulama tersebut pada akhirnya mempengaruhi cara pandang umat Islam terhadap Ilmu pengetahuan yang pada saat itu telah berkembang dengan pesat.
- Umat Islam mulai meninggalkan budaya mempelajari Sains dan berpindah menekuni Agama (Islam).
- Dampak: terjadi ketimpangan posisi ilmu. Ilmu agama secara sosial-politik lebih baik daripada ilmu umum (ilmu umum berstatus sebagai pelengkap).
Semoga Bermanfaat..
Jangan lupa tinggalkan komentar..
Jangan lupa tinggalkan komentar..
0 comments:
Post a Comment