Dapat tugas mengenai seluk beluk GSM, mulai dari sejarah GSM
itu sendiri, frekuensi GSM, arsitektur GSM, kualitas GSM, dll. Banyak juga yah.. hadoohh…
Setelah cerah tentang konsep tugasnya, kemudian di cari dech tugas masing..hehe J
Langsung di cek aja yah..
Setelah cerah tentang konsep tugasnya, kemudian di cari dech tugas masing..hehe J
Langsung di cek aja yah..
- Sejarah dan Perkembangan GSM
Pada
awal tahun 80-an, teknologi telekomunikasi seluler mulai berkembang dan banyak
digunakan. Tapi teknologinya masih analog, seperti AMPS, TACS, dan NMT. Tapi
karena menggunakan teknologi yang masih analog, beberapa system yang
dikembangkan di beberapa negara yang berbeda tidak saling kompatibel satu
dengan yang lainnya, sehingga mobilitas user sangat terbatas pada suatu area
system teknologi tertentu saja.
Untuk
mengatasi keterbatasan yang terdapat pada sistem-sistem analog sebelumnya, pada
tahun 1982, negara – negara Eropa membentuk sebuah organisasi bertujuan untuk
menentukan standard-standard telekomunikasi mobile yang dapat dipakai di semua
Negara Eropa. Organisasi ini diberi nama Group Speciale Mobile (GSM).
Pembentukan organisasi ini dilatarbelakangi oleh keadaan di tiap-tiap negara
Eropa pada ssat itu yang masih menggunakan system telekomunikasi wireless yang
analog dan tidak compatible antara negara, sehingga tidak memungkinkan
dilakukannya roaming antar negara. Organisasi ini kemudian menghasilkan
standard-standard telekomunikasi bergerak yang kemudian dikenal dengan GSM
(Global System for Mobile communication).
GSM sendiri mulai diimplementasikan di negara eropa pada awal tahun 1990-an. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan benua Amerika. Pada saat ini GSM merupaka teknologi komunikasi bergerak yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia sudah mencapai 1,5 billion pelanggan dan merupakan teknologi yang paling banyak digunakan. Tabel di bawah ini menujukan perkembangan-perkembangan penting yang terkait dengan pengimplementasian GSM dan juga perkembangan teknologi seluler lainnya.
GSM adalah sebuah teknologi komunikasi bergerak yang tergolong dalam generasi kedua (2G). Perbedaan utama sistem 2G dengan teknologi sebelumnya (1G) terletak pada teknologi digital yang digunakan. Keuntungan teknologi generasi kedua dibanding dengan teknologi generasi pertama antara lain sebagai berikut :
# Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunkan teknologi TDMA (digital), dimana penggunaan sebuah kanal tidak diperuntukan bagi satu user saja. Sehingga pada saat user tersebut tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh user lain. Hal ini berlawanan dengan teknologi FDMA yang digunakan pada generasi pertama.
Teknologi yang dikembangkan di negara-negara yang berbeda merujuk pada standard intrenasional sehingga sistem pada negara – negara yang berbeda tersebut masih tetap kompatible satu dengan lainnya sehingga dimungkinkannya roaming antara negara.
Dengan menggunakan teknologi digital, service yang ditawarkan menjadi lebih beragam, dan bukan hanya sebatas suara saja, dapi juga memungkinkan diimplementasikannya service-service yang berbasis data, seperti SMS dan juga pengiriman data dengan kecepatan rendah.
# Penggunaan teknologi digital juga menjadikan keamanan sistem lebih baik. Dimana dimungkinkan utk melakukan encripsi dan chipering informasi.
- Spesifikasi Teknis GSM
Di
Eropa, pada awalnya GSM didesign untuk beroperasi pada band frekwensi 900 MHz,
dimana untuk frekwensi uplinknya digunakan frekwensi 890-915 MHz, dan frekwensi
downlinknya menggunakan frewkwensi 935 – 960 MHz. Dengan bandwidth sebesar 25
MHZ yang digunakan ini (915 – 890 = 960 – 935 = 25 MHz), dan lebar kanal
sebasar 200 kHz, maka akan didapat 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk
voice dan 1 kanal untuk signaling.
Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah subscriber. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak ini, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekwensi untuk GSM pada band frekwensi di range 1800 MHZ, yaitu band frekwensi pada 1710-1785 MHz sebagai frekwensi uplink dan frekwensi 1805-1880 MHZ sebagai frekwensi downlinknya. Kemudian GSM dengan band frekwensi 1800 MHZ ini dikenal dengan sebutan GSM 1800. Pada GSM 1800 ini tersedia bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 = 1785-1710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal tetap sama seperti GSM 900, yaitu 200 KHz, maka pada GSM 1900 akan tersedia kanal sebanyak 375 kanal.
Pada perkembangannya, jumlah kanal sebanyak 124 kanal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah subscriber. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak ini, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekwensi untuk GSM pada band frekwensi di range 1800 MHZ, yaitu band frekwensi pada 1710-1785 MHz sebagai frekwensi uplink dan frekwensi 1805-1880 MHZ sebagai frekwensi downlinknya. Kemudian GSM dengan band frekwensi 1800 MHZ ini dikenal dengan sebutan GSM 1800. Pada GSM 1800 ini tersedia bandwidth sebesar 75 MHz (1880-1805 = 1785-1710 = 75 MHz). Dengan lebar kanal tetap sama seperti GSM 900, yaitu 200 KHz, maka pada GSM 1900 akan tersedia kanal sebanyak 375 kanal.
GSM yang awalnya hanya digunakan di Eropa, kemudian meluas ke Asia dan Amerika. Di Amerika Utara, dimana sebelumnya sudah berkembang teknologi lain yang menggunakan frekwensi 900 MHZ dan juga 1800 MHz, sehingga frekwensi ini tidak dapat lagi digunakan untuk GSM. Maka regulator telekomunikasi di sini memberikan alokasi frekwensi 1900 MHZ untuk peng-implementasian GSM di Amerika Utara. Pada GSM 1900 ini, digunakan frekwensi 1930-1990 MHz sebagai frewkwensi downlink dan frekwensi 1850-1910 MHz sebagai frewkwensi uplinknya. Spesifikasi lengkap tentang GSM 900, GSM 1800, dan GSM 1800 dapat dilihat di table di bawah ini.
Di Eropa, standard-standard GSM kemudian juga digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama GSM-R.
- Arsitektur Jaringan GSM
Gambar
Arsitektur jarinan GSM secara umum
Secara
umum, network element dalam aristektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi :
* Mobile
Station (MS)
Base
Station Sub-system (BSS)
Network
Sub-System (NSS)
*
Operation and Support System
Secara
bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN
(Public Land Mobile Network)
3.1 Mobile Station (MS)
Mobile
Station (MS) adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan
pembicaraan. Secara umum sebuah Mobile System terdiri dari :
*
Mobile Equipment (ME) atau handset
*
Subscriber Identity Module (SIM) atau Sim card
Gambar
ME dan SIM
3.1.1 Mobile Equipment (ME)
Mobile
Equipment (ME) atau handset adalah perangkat GSM yang berada di sisi pelanggan
yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirimdan penerima sinyal) untuk
berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Secara international, ME
diidentifikasi dengan IMEI (International Mobile Equipment Identity) dan data
IMEI ini disimpan oleh EIR untuk keperluan authentikasi, apakah mobile
equipment yang bersangkutan dijinkan untuk melakuan hubungan atau tidak. Gambar
di bawah ini menunujukan format penomoran IMEI.
Gambar Format penomoran IMEI
*
TAC (Type Approval Code), adalah kode yang diberikan pada saat Mobile Equipment
ditest sebelum ME tersebut dijual ke pasar.
*
FAC (Final Assembly Code), menunjukan kode manufaktur/pabrik.
*
SNR (Serial Number)
*
SP (Spare field)
3.1.2 Subscriber Identity Module (SIM)
Subscriber
Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang berisi seluruh informasi
pelanggan dan beberapa informasi service yang dimilikinya. Mobile Equipment
(ME) tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk
panggilan emergency (SOS) dapat dilakukan tanpa menggunakan SIM card. Secara
umum informasi/data yang disimpan di dalam SIM adalah sebagai berikut :
* IMSI (International Mobile Subscriber Identity) adalah penomoran pelanggan yang akan selalu unik di seluruh dunia. Gambar di bawah ini menunjukan format penomoran IMSI.
Gambar
Format penomoran IMSI
-
MCC (Mobile Country Code)
-
MNC (Mobile Network Code)
-
MSIN (Mobile Subscriber Identification Number)
* MSISDN (Mobile Subscriber ISDN)
Gambar
Format penomoran MSISDN
MSISDN
adalah nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan.
-
CC (Country Code)
-
NDC (National Destination Code)
-
SN (Subscriber Number)
Sebagai
contoh MSISDN 62 811 970399 => CC= 62, NDC = 811, SN = 970399.
* Authentication Key (Ki), alogorithma authentikasi A3 dan A8, PIN dan PUK (PIN Unblocking Key).
* Data network yang bersifat temporer/sementara, seperti : TMSI (Temporary Mobile Subscriber Identity), LAI (Location Area Identity), Kc, Forbidden PLMN.
* Data yang terkait dengan service, seperti : SMS, setingan bahasa,dll.
Secara
functionality, sebuah MS mempunyai fungsi-fungis sebagai Radio Resource
Management, Mobility Management, dan juga sebagai Communication Management.
3.2 Base Station Sub-system (BSS)
Secara
umum, Base Station Sub-system terdiri dari BTS (Base Transceiver Station) dan
BSC (Base Station Controller).
3.2.1 Base Transceiver Station (BTS)
BTS
adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan
dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi
sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke MS yang
menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena fungsinya sebagai
transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS adalah tower dengan dilengkapi antena
sebagai transceiver. Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35 km. Area cakupan
BTS ini disebut juga dengan cell. Sebuah cell dapat dibentuk oleh sebuah BTS
atau lebih, tergantung dari bentuk cell yang diinginkan. Fungsi dasar BTS
adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang
terkait dengan :
*
meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan.
*
menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima
sinyaldengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena
yang sama.
*
mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
*
Ikut mengontrol proces handover.
*
Frequency hopping
3.2.2 Base Station Controller
BSC
adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang secara hiraki berada di
bawahnya. BSC merupakan interface yang menghubungkan antara BTS (komunikasi
menggunakan A-bis interface) dan MSC (komunikasi menggunakan A interface).
*
Melakukan fungsi radio resource management pada BTS-BTS yang ada di bawahnya.
*
Mengontrol proces handover inter BSC dan juga ikut serta dalam proces handover
intra BSC.
*
Menghubungkan BTS-BTS yang berada di bawahnya dengan OMC sebagai pusat operasi
dan maintenance.
*
Ikut terlibat dalam proces Call Control seperti call setup, routing, mengontrol
dan men-ternimate call.
*
Melakukan dan mengontrol proces timing advance control, yaitu mengontrol
sinyal-sinyal yang diterima dari MS yang bergerak, sehingga tidak saling
overlap.
3.3 Network Sub-System
3.3.1 Mobile Switching Center (MSC)
MSC
adalah network element central dalam sebuah jaringan GSM. Semua hubungan (voice
call/transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu menggunakan
MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya. Pada umumnya, MSC memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut :
*
Switching dan Call Routing : Sebuah MSC mengontrol proces pembangunan hubungan
(call set up), mengontrol hubungan yang telah terbangun, dan me-release call
apabila hubungan telah selesai. Dalam hal ini, MSC akan berkomunikasi dengan
banyak network element lain seperti NE BSS, VAS, dan IN. MSC juga melakukan
fungsi routing call ke PLMN lain (operator seluler lain ataupun jaringan PSTN).
*
Charging : Untuk pelanggan pre-paid, MSC akan selalu berkomunikasi dengan IN
yang melakukan fungsi online charging. Selain itu, MSC juga akan mencatat semua
informasi tentang sebuah call dalam bentuk CDR (Call Detail Record).
*
Berkomunikasi dengan network element lainnya (HRL,VLR, IN, network element VAS,
dan MSC lainnya) : MSC akan berkomunikasi dengan HLR dan VLR terutama dalam
proces pembangungan hubungan (call set up), call routing (di HLR disimpan
lokasi terakhir MS tujuan dan untuk merouing call tersebut ke MS yang sedang
meng-cover MS tujuan, HLR akan meminta informasi routing ke MSC yang sedang
meng-cover MS pemanggil) dan call release. MSC akan berhubungan dengan network
element VAS seperti SMSC, MMSC, RBT server, dll, dalam rangka proces delivery
content service-service VAS tersebut ke MS tujuan. MSC akan berhubungan dengan
MSC lain dalam hal proces call setup (trmasuk call routing), dan juga
mengontrol process handover antar cell yang terletak pada 2 MSC yang berbeda.
*
Mengontrol BSC yang terhubung dengannya : Sebuah MSC dapat terhubung dengan 1
BSC atau lebih. MSC akan mengontrol dan berkomunkasi dengan BSC dalam hal call
setup, location update, handover inter MSC (handover antara 2 cell yang
terdapat pada 2 BSC yang berbeda tapi masih dalam 1 MSC yang sama).
3.3.2 Home Location Register (HLR)
HLR
adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database untuk penyimpan
semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen,
dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat
inforamsi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk
merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan dengan
HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana pelanggan berada. Informasi
lokasi ini akan diupdate apabila pelanggan berpinah dan memasuki coverage area
suatu MSC yang baru. Informasi-informasi yang disimpan di HLR adalah :
-
Identitas pelanggan (IMSI, MSISDN)
-
Suplementary service pelanggan
-
Informasi lokasi terakhir pelanggan
-
Informasi Authentikasi pelanggan
HLR
juga akan selalu berkomunikasi dengan AuC dalam hal melakukan retrieving
parameter authentikasi yang baru setiap saat sebelum segala jenis aktvitas
pelanggan dilakukan.
3.3.3. Visitor Location Register (VLR)
VLR
adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database yang menyimpan
data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area
yang bernaung dalam wilayah MSC VLR (setiap MSC akan memiliki 1 VLR sendiri)
tersebut (melakukan Roaming). Informasi pelanggan yang ada di VLR ini pada
dasarnya adalah copy-an dari informasi pelanggan yang ada di HLR-nya. Adanya
informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan
hubungan baik Incoming (panggilan masu) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR
bertindak sebagai data base pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu
berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau
berpindah dalam suatu area cakupan suatu MSC. Data yang tersimpan dalam VLR
secara otomatis akan selalu berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Ketika
pelanggan bergerak meninggalkan area suatu MSC dan menuju area MSC lainnya,
maka informasinya akan dicatat di VLR MSC barunya dan dihapus dari VLR
sebelumnya. Dengan demikian posisi pelanggan dapat dimonitor secara terus
menerus dan hal ini akan memungkinkan MSC untuk melakukan penyambungan
pembicaraan/SMS dari/ke pelanggan ini ke dengan pelanggan lain. VLR selalu
berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi sebagai sumber data
pelanggan.
Bila sebuah MS bergerak keluar coverage area suatu MSC menuju coverage MSC yang lain, maka yang terjadi adalah :
*
VLR MSC yang baru akan meng-check di daabase-nya apakah record MS tersebut
sudah ada atau belum. Proces pengecheckan dilakukan dengan menggunakan IMSI.
*
Jika recordnya belum ada, maka VLR akan mengirimkan request ke HLR MS tersebut
untuk mengirimkan copy-an data MS tersebut yang ada di HLR-nya.
*
HLR akan mengirimkan informasi MS tersebut ke VLR tjuan dan juga meng-update
informasi lokasi MS tersebut di database HLR. HLR kemudian akan mengintruksikan
VLR sebelumnya(asal) untuk menghapus informasi MS tersebut di databasenya.
*
VLR yang baru akan menyimpan informasi MS tersbut, termasuk lokasi terakhir dan
statusnya.
3.3.4 Authentication Center (AuC)
AuC
menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan pelanggan,
sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan
yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu AuC berfungsi untuk
menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap
pembicaraan. Dengan fasilitas ini,maka kerugian yang dialami pelanggan sistem
selular analog saat ini akibat banyaknya usaha memparalel, tidak mungkin
terjadi lagi pada GSM. Sebelum proses penyambungan switching dilaksanakan
sistem akan memeriksa terlebih dahulu, apakah pelanggan yang akan mengadakan
pembicaraan adalah pelanggan yang sah.
AuC menyimpan informasi mengenai authentication dan chipering key. Karena fungsinya yang mengharuskan sangat khusus, authentication mempunyai algoritma yang spesifik, disertai prosedur chipering yang berbeda untuk masing-masing pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan kapasitas memory yang sangat besar. Wajar apabila GSM memerlukan kapasitas memory sangat besar pula. Karena fungsinya yang sangat penting, maka operator selular harus dapat menjaga keamanannya agar tidak dapat diakses oleh personil yang tidak berkepentingan. Personil yang mengoperasikan dilengkapi dengan chipcard dan juga password identitas dirinya. Tabel di bawah ini menunjukan data-data yang disimpan di HLR dan VLRdan AuC.
3.3.5
Equipment Identity Registration (EIR)
EIR memuat data-data peralatan pelanggan (Mobile Equipment) yang diidentifikasikan dengan IMEI (International Mobile equipment Identity). Data Mobile Equipment yang di simpan di EIR dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori:
*
Peralatan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan kemanapun
*
Peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan pembicaraan
ketujuan yang terbatas
*
Peralatan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi
Kebaradaan EIR belum distandardisasi secara penuh, oleh karena itu belum dioperasikan di semua operator. Masih diperlukan klasifikasi dan penyempurnaan yang berkaitan dengan aspek hukum. Di Indonesia sendiri, belum ada operator seluler yang mengimplementasikan EIR. Bila EIR digunakan, maka operator dapat melakukan pemblokiran terhadap handaset (INGat, bukan pemblokiran nomor pelanggan, tapi pemblokiran handset (pesawat telponnya)) yang digunakan oleh pelanggan. Sehingga apabila ada handset pelanggan yang hilang, maka pelangan dapat mengajukan agar handaset tersebut diblokir sehingga tidak akan pernah dapat digunakan lagi oleh orang lain. Dengan pengimplementasian EIR ini tentu akan dapat mengurangi kasus-kasus pencurian handphone, karena si pemilik dapat meminta agar handphonenya yang sudah dicuri diblokir dan tidak dapat digunakan lagi. Sehingga motivasi para pencuri untuk melakukan pencurian handphone akan berkurang.
3.4 Operation and Support System (OSS)
Operation
and Support System (OSS) sering juga disebut dengan OMC (Operation and
Maintenance Center, adalah sub system jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat
pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang terhubung
dengannya. Tiap-tiap network element mempunyai perangkat OMC-nya
sendiri-sendiri, misalnya network element NSS mempunyai perangkat OMC sendiri,
network element BSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element VAS juga
memiliki perangkat OMC sendiri. Biasanya, di banyak operator semua perangkat
OMC ini diletakan di dalam satu ruangan OMC yang terpusat.
OMC pada umumnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
*
Fault Management : Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang
terhubung dengannya. Dalam hal ini, OMC akan selalu menerima alarm dari network
element yang menunjukan kondisi di network element yang dimonitor, apakah ada
probelm di newtwork element atau tidak.
*
Configuration Management : sebagai interface untuk melakukan/merubah
configurasi network element yang terhubung dengannya.
*
Performance Management : Berapa OMC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi
performance management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network
element yang terhubung dengannya.
*
Inventory Management : OMC juga dapat berfungsi sebagai inventorty management, karena
di database OMC terdapat informasi tentang aset yang berupa network element,
seperti jumlah dan konfigurasi seluruh network element, dan juga kapasitas
network element.
0 comments:
Post a Comment