.::Selamat Datang Di Blog Ini..Semoga Bermanfaat::.

Sejarah Ambal

Monday, 5 March 2012

Hai, salam jumpa,,
Bagi warga Kebumen atau warga Ambal, mending liat dulu sejarah daerah kalian. Ambal yang merupakan salah satu daerah di pesisir ambal sekarang sudah menjadi sebuah kecamatan, namun konon dulu ambal sendiri merupakan suatu kabupaten. Hal ini terbukti dengan adanya makam Bupat Ambal yang terletak di desa Benerwetan, kecamatan Ambal. OK gini ceritanya..tuink,tuink,, :)
Ambal- Kebumen dulu pernah menjadi pusat pemerintahan kabupaten. Ceritanya begini: Pada masa perang Diponegoro, Ambal dan pantai pesisir selatan, yang dikenal dengan Urut Sewu, dikuasai berandalan kejam dan menakutkan bernama Puja atau Gamawijaya. Dia sangat terkenal hingga warga mulai dari Karangbolong hingga Kesultanan Yogyakarta mendengar namanya.

Untuk menumpasnya pemerintah kolonial Belanda mengadakan sayembara yang isinya: barang siapa yang mampu menangkap Puja akan mendapat hadiah besar. Ternyata tidak ada yang berani mengikuti sayembara itu.

Pada zaman perang Diponegoro itu, Semedi, putra dari selir Hamengku Buwono III, mengungsi ke Kedu. Pangkatnya naik dari ordenans menjadi kolektur di Kebumen dengan nama Raden Ngabehi Mangunprawira. Dia pemberani, dan berniat mengikuti sayembara itu. Dia kemudian berbicara dengan Lurah Desa Sijeruk, Wargantaka dan putranya Andaga. Wargantaka dan Puja adalah saudara seperguruan. Mereka sama-sama berguru pada Gamawikangka.

Berkat kerjasama itu, rahasia kekuatan dan kelemahan Puja akhirnya bisa diketahui Mangunprawira. Wargantaka mendukung Mangunprawira menumpas penjahat tersebut. Puja pun terbunuh. Mangunprawira dipromosikan menjadi Bupati Ambal seumur hidup, dengan nama K.R.A.H. Poerbanagara. Pada masa itu moyang saya diangkat menjadi Penghulu Kabupaten Ambal, namanya KH Yahya. Beliau adalah salah satu keturuan Brawijaya V.

Kabupaten Ambal hanya berlangsung 44 tahun dari tahun 1828 – 1872. Setelah itu kabupaten Ambal dihapus dan dimasukkan ke dalam kabupaten Kebumen. Peninggalan pendopo kabupaten Ambal kemudian menjadi milik pribadi. Pada sekitar tahun 1940-an, kakek saya membeli bekas pendopo itu dengan cara dicicil dari gaji sebagai kepala sekolah SR (Sekolah Rakjat). Kemudian pada jaman perang kemerdekaan, sebagian rumah kakek saya itu dijadikan markas pejuang. Akibatnya bekas pendopo kabupaten itu dibom Belanda.

Untuk menghindari dijadikan sasaran lagi maka masyarakat beramai-ramai membongkar pendopo itu. Tumpukan kayu jati bekas pendopo itu menumpuk di samping rumah utama yang tidak ikut dibongkar. Tapi ada sedikit masalah ketika membongkar pendopo itu, 4 soko guru (tiang utama) pendopo tidak bisa dibongkar, bahkan ketika hendak digotong ramai-ramai tidak ada yang kuat. Kemudian nenek saya memerintahkan membuat “sego rosulan”, semacam selamatan bersih desa. Setelah selamatan itu, 4 soko guru dicoba digotong beramai-ramai, tapi tiba-tiba keempat soko guru yang masih tegak berdiri itu melompat pindah ke samping rumah utama. Dan di tempat itu soko guru itu dengan mudah dibongkar seperti pilar-pilar yang lain. Dan setelah itu, mata kakek saya tiba-tiba menjadi buta. Dan sekarang bekas pendopo kabupaten Ambal sudah tidak ada bekasnya lagi.

Sekarang Ambal telah menjadi kecamatan yang berada dalam teritorial wilayah Kabupaten Kebumen. Banyak sekali yang makanan khas yang di tawarkan misalnya sate ambal, emping mlinjo, gula jawa, dll. Apalagi dengan panorama pantai ambal yang indah banget,,he he
Oke itu dulu yang tak share kawan, selamat berkunjung ke Ambal, Kebumen. Jangan lupa mampir ya,,,

1 comments:

ione said...

Assalamualaikum
Salam kenal saya ingin lebih tahu banyak tentang sejarah berdirinya Ambal dan khususnya silsilah dari K.R.A.H Poerbanagara. Karena kakek kami masih ada hubungan, terima kasih

Post a Comment

 

Followers

Waktu Sholat Kebumen

Pengunjung